Last
Aku berjalan perlahan menelusuri lorong putih ini . Awan kelam terlihat di tiap" orang yang berjalan melewatiku . Hawa dingin sesekali menusuk tubuhku yang kurus
Aku membisu sambil terus melihat sekeliling . mencari kamar tempat Kakaku, Mikuo terbaring lemas.
Kamar no 409 kini ada dihadapanku. Kaki ku gemetar. Aku tak sanggup masuk dan melihat keadaan kakaku. Tapi .. aku harus masuk ..
Tanganku membeku ketika menggenggam pelan gagang pintu silver yang dingin
Kak Mikuo masih tertidur
Aku tersenyum tipis dan berjalan menghampirinya
"Selamat pagi kak .." Bisikku pelan
Tiba-tiba seseorang masuk, Spontan aku menoleh . orang itu dokter yang pernah ku temui saat memeriksakan kak Mikuo . Ia tersenyum manis kepadaku. Tapi entah kenapa, aku merasa ia menutupi sesuatu.
"Ah kebetulan sekali Hatsune-san" Dokter itu tersenyum dan menghampiriku "Bisa ikut ke ruanganku sebentar?"
Aku hanya mengangguk pelan. Perasaananku sungguh tak enak.
Dokter itu membawaku ke sebuah ruangan serba putih. Aku duduk di bangku yang telah disediakanya
"Ada apa Dokter?" Kataku memulai pembicaraan
Dokter itu menghembuskan nafas pelan. "Jadi begini Hatsune-san" Ada sekilas kesedihan di wajahnya. Aku menatap dokter itu lekat - lekat . Berharap tak terjadi sesuatu yang melibatkan penyakit Kak Mikuo.
"Organ penting yang ada pada kakakmu, akan berhenti bekerja saat jam 12 nanti"
"Mak.. maksud Dokter ..?"
Dokter itu menatap lurus kepadaku "Kakakmu akan mening-" "ITU TIDAK MUNGKIN !!" Potongku tiba-tiba . Air mataku tumpah . Tidak mungkin ! Tidak Mungkin !!
"Tenangkan dirimu Hatsune-san.. aku tau ini berat untukmu .." Dokter itu menepuk pundakku pelan
"Tapi kakak .. tidak mungkin .. pergi secepat ini .." Aku menunduk sambil menahan air mataku
"Kami sudah melakukan segala yang terbaik untuk kakakmu Hatsune-san"
Aku menatap dokter itu. Dokter itu memalingkan mukanya. Mungkin karna tidak tega melihatku menangis
"Aku ingin mengunjung kakakku dulu. Permisi .."
Dokter itu tersenyum dan mempersilahkan ku keluar. Dengan cepat kulangkahkan kakiku menuju kamar Kak Mikuo
Kak Mikuo masih tertidur
Aku menatap kak Mikuo dengan tatapan kosong. Benarkah kakak akan pergi..? Benarkah .? Itu Tidak Mungkin !! seandainya aku bisa memberikan nyawaku kepada kak Mikuo .. seandainya bisa ..
"Miku?"
Panggilan kak Mikuo membuyarkan lamuanku
"Ah kakak sudah bangun?" Tanyaku kaget
Kak Mikuo tersenyum. Senyumanya begitu menusuk hatiku. Apakah aku bisa melihat senyummu lagi nanti kak?
"Yah aku terbangun karna bengonganmu tadi" Candanya
"Iih masa cuma gara-gara bengong doang kakak bisa bangun sih!" dengusku kesal
"Oh yaudah mau kakak tidur lagi nih?" Goda kak Mikuo
Aku tersentak "E .. eh Bukan begitu kak maaf !"
"Haha kamu kenapa sih wajahmu serius amat kakak cuma bercanda kok!"
Aku tersenyum tipis. Yah .. aku tau kak Mikuo hanya bercanda . Tapi .. aku benar" takut kalau kak Mikuo benar akan pergi .. maafkan aku kak ..
"Hei Miku" Kak Mikuo memandang ke jendela
"Ada apa kak?" Tanyaku heran
"Keluar Yuk! Bosen nih di kurung disini terus"
"Hah?! Kakak Kan Lagi sakit ga boleh kel-" dengan cepat Kak Mikuo menutup mulutku "Sst diam nanti ketahuan suster disini"
Aku mengangguk pelan dan melepas tangan kak Mikuo dari mulutku "Tapi kakak kan lagi sakit .."
Kak Mikuo tersenyum kecut " Sekali-kali lah .. Lagi pula ini kan untuk terakhir kalinya aku melihat dunia luar"
"Eh? Maksud kakak?"
Kak Mikuo tersenyum menatapku " Kakak tau kok, Kalau kakak ga bakal lama lagi ada di dunia ini"
Reflek aku memeluk erat tubuh Kak Mikuo yang lemah "JANGAN NGOMONG BEGITU !! Kakak harus tetap hidup!! Kalau kakak pergi aku harus sama siapa??"
Kak Mikuo mengelus pelan rambutku "Jangan gitu .. Kan ada Kaito" candanya
Seketika mukaku memanas " Kakak !! Apaan sih ngomongin Rino segala !!"
Kak Mikuo tertawa. Hatiku makin teriris mendengar tawanya. Kak Mikuo ..
"Yaudah jadi ga nih keluar?" Tanyanya
"Tapi .. "
"Sudahlah aku gak apa kok Miku.."
Aku memandangnya cemas. Kak Mikuo membalas tatapanku dengan senyuman lembutnya
"Baik, Tapi janji ga bakal kenapa-kenapa ya?" Aku mengancungkan jari kelingkingku
"Haha iya janji" Jawab kak Mikuo seraya mengaitkan jari kelingkingnya
________________________________~oOo~____________________________
"Kakak !! Kakak ga papa?? Tadi kan jarum infus nya d-" Lagi-lagi Kak Mikuo menutup mulutku "Miku bawel ah kakak ga apa kok"
Tapi ..
"Hey liat! Kita kesana yuk! Ke bukit itu!" Kak Mikuo menarik tanganku
"E-eh ke bukit ?" Tanyaku gugup
"Iy- Uhuk ..!!" Kak Mikuo terbatuk dan mengeluarkan banyak darah
Mataku terbelalak "K-kak Mikuo?!!" Aku segera Menghampiri Kak Mikuo "Kak Mikuo kenapa??"
"Aku tidak apapa kok Ri- Uhuk ..!" Sekali lagi Kak Mikuo terbatuk dan mengeluarkan banyak darah
"Miku .. Sepertinya ak--" Seakan sudah mengetahui apa yang di ucapkan kakaku, aku dengan cepat memotongnya "ENGGA BOLEH ! Kak Mikuo ga boleh pergi ! Aku ga mau ! Kak Mikuo ga boleh pergi !" Aku memeluk erat tubuh kakaku yang perlahan membeku.
Tunggu, jam berapa sekarang? Dengan cepat aku melirik jam arloji ku. Berharap masih ada sisa waktu lagi.
Namun jam Arlojiku menunjukkan angka yang membuatku diam tepaku. Jam 12!!
"Miku .. " Kak Mikuo tersenyum ke arahku. Senyumnya sungguh lemut, beda dari yang biasanya. Seakan .. itu adalah senyuman yang terakhir kalinya .
Tidak !! Jangan katakan apapun padaku lagi !! Berhenti !! Berhentilah berbicara padaku kak !! berhenti ..!!
Kami-sama ..!! Boleh aku minta satu hal lagi?
Satu hal saja ! setelah itu aku berjanji untuk tidak meminta apapun lagi! sungguh aku janji !
Aku mohon Kami-sama ..! Berikan nyawaku pada kakaku !!
Atau berikan apapun dari ku apa saja agar kakakku bisa hidup ! aku mohon Kami-sama.. ! aku mohon !!
“Miku .. Terimakasih ..” Perlahan kak Mikuo menutup matanya.Senyum lembutnya masih tersungging di bibirnya. Butiran bening yang awalnya tertahan, kini jatuh dari kedua bola mataku. “KAK MIKUO ..!!!"
-------------------------------- - - -
Maaf kalau garing dan agak gantung .. Saya ga berbakat bikin cerita ;A;
Mohon kritik serta saranya~ Arigatou~ >w<
Tidak ada komentar:
Posting Komentar